Nama Prof. Dr. H. Nang Primadi Tabrani tentu sudah tidak asing lagi ditelinga para penikmat seni. Beliau adalah seorang guru besar asal Institut Teknologi Bandung (ITB), penemu ilmu Bahasa Rupa. Sebuah Ilmu baru yang belum ada dalam literatur barat. Ilmu ini ditemukan oleh Prof. Primadi di Fakultas Seni Rupa dan Desain ITB pada tahun 1991 dalam disertasi yang tebalnya ‘satu peti’ (58x33x27 cm). Penelitian beliau terhadap bahasa rupa gambar gua sejarah merupakan penelitian pertama yang dilakukan dan memicu sejumlah generasi muda Indonesia untuk meneliti gua prasejarah di Indonesia. Pada tahun 1991, American Library of Congress dari Amerika Serikat memesan tujuh peti untuk disampaikan pada perguruan tinggi seni rupa dan desain di Amerika Serikat. Agar temuan ini dapat dimanfaatkan oleh bangsa kita, maka Prof. Primadi bersama kolega-koleganya mensosialisasikan Bahasa Rupa dengan menerbitkan buku dan memasukkan Bahasa Rupa dalam kurikulum sejumlah fakultas seni rupa dan desain di Bandung, antara lain Institut Teknologi Bandung, Universitas Kristen Maranatha, Universitas Pasundan, dan Universitas Komputer Indonesia.
Lalu, apa itu bahasa rupa? Bahasa rupa adalah sebuah ilmu yang mengajarkan kita untuk dapat ‘membaca’ gambar sungguh yang tak memiliki teks, seperti gambar prasejarah, gambar tradisi, gambar anak, relief candi, dan kita juga bisa menggunakannya untuk berkarya seni rupa.
FSRD Universitas Kristen Maranatha memberikan penghargaan setinggi-tingginya kepada Prof. Primadi atas kontribusinya dalam pengembangan ilmu seni rupa dan desain, mulai dari teori proses kreasi, gambar anak, proses belajar, hingga bahasa rupa dengan mengadakan pameran dan seminar yang berjudul “Bahasa Rupa Go International; Tribute to Prof. Primadi Tabrani”.
Pameran ini menjadi rangkaian acara Hajad Jagad yang berlangsung Senin, 5 September 2017 bertempat di Gedung B lantai 5 Univeritas Kristen Maranatha. Turut dihadirkan juga karya seni bertemakan bahasa rupa dari empat universitas yang memiliki kurikulum Bahasa Rupa.
“Kami sangat bersyukur masih bisa belajar tentang bahasa rupa dari seorang living legend dan hal ini juga menjadi berkah bagi kita semua. Semoga ke depannya kita bisa melanjutkan ilmu ini dan bisa berguna untuk bangsa Indonesia”, ungkap Irena Vanessa Gunawan, S.T., M.Kom. selaku Dekan FSRD Universitas Kristen Maranatha dalam sambutannya di awal acara. Dr. Dra. Ariesa Pandanwangi, M.Sn., merupakan salah satu dosen FSRD Maranatha yang sebelumnya pernah menjadi mahasiswa dari Prof. Primadi juga mengungkapkan rasa terima kasihnya atas kontribusi Prof. Primadi yang luar biasa. (vir)
source: news.maranatha.edu