Fakultas Seni Rupa dan Desain UK Maranatha

Integrity • Care • Excellence

Pendengar yang Baik: Harus Bagaimana?

diupload pada: 28 Mei 2022
Share artikel berita ini
Share on email
Share on facebook
Share on twitter
Share on whatsapp
Share on telegram

Salah satu teman kalian sedang punya masalah, lalu datang ke kalian untuk curhat. Setelah beberapa saat, ia bertanya, “Menurut kamu, bagaimana?” dan reaksi yang kalian berikan adalah, “Hm… ya, ya, setuju” sembari mengangguk dengan pandangan kosong. Terbayang seberapa bad mood teman kalian, kan?

Sebagian besar dari kita pasti pernah mengalami hal seperti itu. Wajar saja, karena penelitian oleh Microsoft membuktikan bahwa perhatian manusia pada umumnya hanya bertahan selama 8 detik baru-baru ini; menurun 25% dalam beberapa dekade terakhir. Hal ini disebabkan karena banyaknya aktivitas yang perlu dikerjakan dalam satu waktu (multitasking), dengan kemampuan terbatas. Pada akhirnya, hanya kegiatan yang menjadi prioritas yang akan lebih diperhatikan.

Namun, sebagai makhluk sosial, kita juga perlu memerhatikan hal-hal sosial seperti ini, agar dapat berinteraksi dan menjalin hubungan baik dengan orang lain. Maka dari itu, di artikel kali ini akan dibahas cara-cara menjadi pendengar yang baik, karena sebagai manusia kita pun pasti ingin didengarkan oleh orang lain.

 

1. Pahami Alur Cerita

Saat kalian mendengarkan sesuatu, pastikan jika kalian memahami topik yang sedang dibicarakan dengan baik, jangan hanya mengangguk-anggukan kepala seperti contoh yang sudah disebutkan tadi.  Cobalah untuk menyimak apa yang teman kalian sampaikan. Jika kalian merasa bingung dengan sesuatu, cobalah tanyakan hal tersebut sebelum pergi lebih jauh. Dengan begitu, kalian menunjukkan bahwa kalian memerhatikan dan peduli padanya.

 

2. Jangan Memasukkan “Agenda” Pribadi

“Maksudnya?”

Agenda dalam konteks ini bukanlah hari-hari penting yang sudah kalian tandai di kalendar, ya. Maksudnya adalah topik yang kalian masukkan ke dalam pembicaraan dengan orang lain. Contohnya, saat teman kalian bercerita tentang pengalamannya pergi ke kebun binatang, kalian terus menyisipkan pengalaman pribadi kalian pergi ke sana juga. Lama-lama teman kalian pasti akan jengkel mendengar kalian terus menyisipkan hal tersebut.

Maka dari itu, hindarilah penyisipan agenda pribadi ini ke dalam percakapan yang memang tidak seharusnya; contohnya, seperti kasus di atas. Cobalah untuk mendengarkan pengalaman teman tersebut dan memberikkan tanggapan tanpa harus “mengekspos” diri kalian sendiri.

 

3. Jangan Membanding-bandingkan

Saat kalian mendengarkan cerita seseorang, cobalah untuk tidak membanding-bandingkan masalahnya. Misalnya, saat mereka mengatakan bahwa mereka belum sarapan tadi pagi dan berkata, “Ah, biasa saja, aku juga setiap pagi gak sarapan”. Atau, saat mereka menceritakan pengalaman jatuh dari sepeda sampai terluka dan kalian merespons, “Diterima saja, aku pernah jatuh dari sepeda sampai tanganku patah”.

Saat kalian menjawab seperti ini, tentunya perasaan teman kalian akan sangat tidak nyaman karena kalian banding-bandingkan dengan kejadian yang kalian alami. Maka dari itu, cobalah untuk tidak membandingkan satu kejadian dengan kejadian lainnya dan tetaplah fokus pada topik yang sedang dibicarakan. Berikanlah rasa aman dan nyaman, agar komunikasi bisa berjalan dengan baik tanpa melukai hati orang lain.

 

4. Jangan Memotong Pembicaraan

Terakhir dan yang terpenting adalah jangan pernah memotong pembicaraan. Selain ide yang disampaikan oleh pembicara tidak tersampaikan secara penuh, hal ini juga menunjukkan kurangnya etika dan tata karma saat berkomunikasi.

Cobalah untuk menyimak ide yang disampaikan, hingga si pembicara selesai. Jika kalian merasa ada yang janggal atau keberatan akan sesuatu, kalian bisa bicarakan saat giliran kalian nanti. Dengan begitu, komunikasi yang terjalin akan lebih efektif, karena tidak diperlukannya pengulangan pembicaraan akibat “dipotong di tengah jalan”.

Hal ini berlaku bagi siapa pun dan dalam konteks apa pun. Contohnya, saat dosen mengajar di kelas; saat dosen tersebut belum menjelaskan hingga akhir, namun kalian sudah memiliki pertanyaan dan memotong pembicaraan di tengah jalan, kemungkinan besar kalian akan ditegur dan diberitahu bahwa beliau akan menjelaskannya sebentar lagi. Atau, saat berdiskusi dengan teman kalian, cobalah untuk mendengarkan ide dan masukkannya dahulu, barulah kalian utarakan di akhir nanti jika ada sesuatu yang ingin disampaikan. Jadi, jangan sampai menyela pembicaraan, ya.

 

Itu tadi beberapa tips untuk menjadi pendengar yang baik. Cobalah untuk menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari, ya. Semoga membantu!

Share artikel berita ini
Share on email
Share on facebook
Share on twitter
Share on whatsapp
Share on telegram
Berita Terkait
Edisi Terbaru,