Bisa, dong! Inspirasi kan, bisa datang dari mana saja; tidak kenal tempat, tidak kenal waktu. Misalnya di sini, inspirasi pameran seni datang dari permainan tenis meja yang sudah menjadi hobi melekat Sang Seniman terkenal: Setiawan Sabana.
Pameran seni bertajuk “Nusantara, Tenis Meja, dan Kemanusiaan” ini merupakan karya cipta yang tak ada duanya. Rangkaian acara berisikan sambutan dan pengguntingan pita ini juga diisi oleh keunikan dari otak di baliknya. Profesor Sabana, dengan gayanya yang unik, berhasil menambah ‘cita rasa’ yang telah disuguhkan kepada para pengunjung.
Tak tanggung-tanggung, acara ini dihadiri oleh perwakilan dari 8 universitas di Indonesia. Belum lagi, ada pertunjukkan tari dari Institut Seni Budaya Indonesia bertemakan tenis meja yang berisi tentang cerita seorang pria yang ingin bermain di tengah derasnya hujan. Terdengar biasa, namun dikemas dan disajikan secara apik. Para pengunjung diajak dan dituntun ke dalam perspektif Prof. Sabana dalam penciptaan karya.
Dr. Dra. Ariesa Pandanwangi, M.Sn., selaku ketua acara mengatakan bahwa dirinya telah mengenal Prof. Sabana dari sejak berkuliah di Institut Teknologi Bandung. “Saya sudah lama kenal dengan Profesor, bahkan sejak saya masih kuliah dulu di ITB. Jadi kami semua di sini memang sudah sangat akrab,” katanya.
Melalui koneksi yang ia miliki ini, ia juga mengatakan bahwa sangat mudah untuk berkomunikasi dan berhubungan satu sama lain dalam menyelenggarakan pameran. Tidak perlu menunggu lama, semua pasti akan langsung berkumpul.
“Awalnya, saya bilang sama beliau untuk membuat pameran ini menjadi internasional. Saya ada teman di Amerika dan di negara lainnya jika memang beliau menginginkan. Tapi ternyata, beliau bilang hanya ingin di kancah nasional saja,” ujarnya.
Ariesa juga merasa senang jika ‘direpotkan’ membuat pameran seperti ini. Dengan adanya acara ini, orang-orang bisa lebih mengenal arti karya seni yang sesungguhnya. Ia juga mengaku acara seperti ini bisa mengembangkan dirinya lebih jauh lagi.
“Saya justru senang kalau beliau merepotkan saya membuat pameran-pameran seperti ini. Ada kebanggaan dan kesenangan tersendiri untuk terus berkembang.”
Mudah-mudahan, pameran serupa bisa terus diadakan oleh Fakultas Seni Rupa dan Desain ke depannya.