Universitas Kristen Maranatha kembali mengadakan Evolusia Fashion Show yang pada tahun 2017 ini bertemakan “Equilibrium”. Puncak acara pada tanggal 19 Oktober 2017 menampilkan 52 busana karya desainer mahasiswa, 36 busana dari sponsor dan alumni, serta berbagai pertunjukan, yaitu tari kontemporer dari Choréftria, teater musikal oleh Teater Topeng dan Irva Lestari, juga penampilan spesial Yura Yunita sebagai bintang tamu.
Evolusia “Equilibrium” Fashion Show & Expo 2017 ini diselenggarakan bertepatan dengan genapnya usia sepuluh tahun Konsentrasi Desain Busana dan Mode dibuka di Program Studi D-III Seni Rupa dan Desain, Fakultas Seni Rupa dan Desain, Universitas Kristen Maranatha. Evolusia adalah acara tahunan fashion show dari mahasiswa tingkat akhir, merupakan fase final yang perlu ditempuh dan menjadi jalan yang mengantar para lulusan untuk menghadapi dunia desain busana secara profesional. Esensi nama Evolusia adalah sebuah metamorfosa, perubahan atau kelahiran kembali. Sesuai dengan maknanya, para mahasiswa setelah melewati fase ini diharapkan dapat menjadi pribadi yang mandiri dan secara profesional dapat berkontribusi sesuai bidangnya dalam masyarakat. Demikian diungkapkan Isabella Isthipraya Andreas, M.Ds., Ketua Program Studi D-III Seni Rupa dan Desain.
Evolusia Fashion Show kali ini bertema Equilibrium, yang merupakan bentuk dari salah satu prinsip desain, yang berarti keseimbangan. Andi Aulia Hamzah, M.Ds., Sekretaris Program Studi D-III Seni Rupa dan Desain mengungkapkan, selama kurang lebih tiga tahun mahasiswa telah mempelajari berbagai ilmu, kreativitas dari setiap mahasiswa terefleksikan melalui keunikan karya dengan arti beragam yang dapat menarik perhatian masyarakat, baik dalam bentuk, garis, serta bidang yang berselaras dan seimbang. Salah satu karya yang sangat unik dalam fashion show kali ini adalah koleksi “Konotori” karya Debora Stephanie, yang terinspirasi dari seni origami Jepang. Koleksi haute couture Debora menampilkan rancangan dengan lipatan-lipatan yang unik, dan dibuat dengan cara alami, tanpa mesin. Mulai dari teknik pewarnaan dengan pencelupan, sulaman, hingga penjahitan, seluruhnya dilakukan sendiri menggunakan tangan, dengan persiapan memakan waktu hingga tiga bulan.
Equilibrium tidak hanya tercermin dalam karya-karya yang ditampilkan, tetapi juga dalam kemasan acara edukasi fashion berupa workshop dan talkshow, yang telah berlangsung sejak dua hari sebelumnya. Keseimbangan antara idealisme dunia fashion dan realita yang terjadi di dalamnya, serta antara unsur pendidikan dan hiburan dalam dunia fashion yang ditampilkan dalam kesempatan ini bertujuan untuk memberikan kepekaan kepada masyarakat akan bidang fashion dan pandangan-pandangannya, serta untuk mengembangkan potensi dalam diri desainer pribadi agar dapat memiliki keterampilan dalam dunia seni dan fashion. (ab/vir)