Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) Universitas Kristen Maranatha bersama dengan Goethe Institut dan Institut Français Indonesia menyelenggarakan kuliah umum dengan tema “Developing Great Design by Optimizing Collaboration” pada Jumat, 26 Mei 2023 di ruang H05B02, Grha Widya Maranatha (GWM). Acara ini dihadiri oleh 157 hadirin yang terdiri dari perwakilan Goethe-Institut, perwakilan Institut Français Indonesia, serta terbuka untuk umum dan seluruh civitas academica FSRD UK Maranatha.
Isabella Isthipraya Andreas, S.Ds., M.Ds., Wakil Dekan Bidang Akademik FSRD selaku Ketua Panitia mengungkapkan bahwa kuliah umum ini diselenggarakan agar mahasiswa dan dosen dapat belajar dari pengalaman para pembicara luar. Negara asal dari para pembicara tersebut dianggap memiliki perkembangan desain yang lebih unggul. Selain itu, ia juga menyatakan bahwa seniman tidak bisa hanya berdiri dengan karyanya sendiri. Oleh karena itu, penting bagi para seniman untuk memiliki kemampuan berkolaborasi dengan pihak lain sesuai dengan konsep pentahelix, yaitu akademisi, bisnis, community, government, dan media.
“Dengan diadakannya kuliah umum ini, diharapkan desain-desain mahasiswa kami dapat lebih berkembang dengan memperkuat kolaborasi lintas stakeholders dalam dunia desain. Selain itu, kuliah umum ini juga memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk memperluas wawasan mereka dalam bidang desain. Saya harap partisipasi mahasiswa dalam kuliah umum ini dapat meningkatkan pengetahuan mereka, mengeksplorasi dunia luar, serta menjalin kerja sama yang baik dengan pihak eksternal sehingga kemampuan mereka juga dapat berkembang dengan baik,” ucap Isabella.
Pada sesi materi, Alexandre Peutin, Exhibition Curator and Head of Matériauthèque chez Cité du Design France, memaparkan materi mengenai The Unique Creative Hub in France. “Perjalanan melalui materi, proses, indrawi, dan metodologi yang berlandaskan pada realitas kehidupan ini mengajak kita untuk mengubah pandangan terhadap dunia. Dengan demikian, kita dapat membangun kesadaran yang lebih sensitif, saling melengkapi, dan yang terutama, lebih berkelanjutan,” tuturnya.
Selanjutnya, Christine Lüdeke, Professor for Jewelry and Everyday Objects, Universitas Pforzheim Jerman menjelaskan mengenai pengembangan desain perhiasan serta kolaborasi antara knowledge, skill, dan ability. Christine mengungkapkan butuh satu tahun pengalaman praktis baginya untuk belajar membuat desain perhiasan.
“Dalam proses pembuatan desain perhiasan, terdapat beberapa tahapan yang saya ikuti. Pertama, saya mempelajari teori praktis. Selanjutnya, saya fokus pada mempelajari teknologi yang relevan dalam industri perhiasan. Setelah itu, saya menggabungkan teori praktis dan teknologi tersebut untuk menciptakan desain yang baik. Selama proses tersebut, saya terus belajar untuk menghasilkan desain perhiasan yang berkualitas,” ungkap Christine.
Selain pemaparan materi, kuliah umum ini juga memberikan kesempatan bagi para peserta untuk berinteraksi secara langsung melalui sesi tanya jawab dengan para pembicara. Acara kemudian diakhiri dengan penyerahan sertifikat kepada para narasumber serta sesi foto bersama.