Budaya Indonesia memang begitu kaya. Keberagaman ini merupakan ciri khas yang mungkin tidak dimiliki oleh negara lain. Budaya Indonesia menghasilkan karya; di antaranya, batik.
Yosepin Sri Ningsih, M.Ds., selaku ketua program studi Seni Rupa dan Desain UK Maranatha, merupakan salah satu tokoh yang begitu menghargai karya Indonesia yang satu ini. Terbukti, di acara G20 lalu, hasil karya beliau menjadi suvenir, lho.
(Rekaman proses pengenalan batik oleh Yosepin)
Nggak cuma itu, beliau juga diundang oleh KJRI Guangzhou untuk menjadi pembicara pada program “Exchange on Intangible Cultural Heritage”. Mereka bekerja sama dengan Guangdong TV pada hari pertama untuk memperkenalkan kesenian Indonesia dan Tiongkok pada khalayak. Indonesia akan mempromosikan batik Lasem dan Tiongkok akan mempromosikan wood carving.
Istimewanya acara ini juga dihadiri langsung oleh Konsulat Jenderal Indonesia untuk Guangzhou, Ben Perkasa Drajat, Ph.D. dan perwakilan negara-negara lain.
(Spouses’ gathering)
Pada hari kedua, Yosepin menghadiri acara kebersamaan. Acara ini dibawakan oleh istri Konjen Guangzhou dan dihadiri oleh beberapa spouses dari negara lain. Tetap tak luput, acara ini juga diisi oleh pembicaraan mengenai budaya masing-masing yang membuat gathering semakin bermakna.
Momentum ini menjadi kebanggaan tersendiri bagi fakultas, universitas, dan tentunya Indonesia untuk dapat melakukan diskusi mengenai kebudayaan yang sudah ada sejak zaman dahulu.
Mudah-mudahan kegiatan ini bisa terus berlangsung agar budaya Indonesia bisa terus dilestarikan dan dikenal di ranah mancanegara.